BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Gejala
keagamaan dapat diteliti dengan berbagai bentuk penelitian dan dapat dibedakan
berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian dipandang sebagai kegiatan Ilmiah
karena menggunakan metode ke ilmuan.
2.
Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
Model Penelitian Keagamaan ?
b. Apa
arti penelitian keagamaan
c. Konstruksi
teori keagamaan
3.
Tujuan
Penulis
a. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah MSI
b. Menjelaskan
pengertian penelitian keagamaan
c. Menjelaskan
sumber penelitian keagamaan
BAB II PEMBAHASAN
1.
Model-
model Penelitian Keagamaan
Berbagai gejala keagamaan dapat diteliti
dengan berbagai bentuk penelitian. Bentuk-bentuk penelitian serta klasifikasi
metode penelitian dapat dibedakan berdasarka tujuan penelitian. Berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai, penelitian keagamaan dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Penelitian
Historis (Historical Research)
Tujuan penelitian historis adalah untuk
membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan secara sistematis dan
objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifisi, serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat
b. Penelitian
Korelasional
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.
Penelitian
ini memiliki Ciri-ciri yaitu :
a. Cocok
dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan tak dapat diteliti
dengan metode eksperimental atau tak
dapat dimanipulasikan.
b. Studi
macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
c. Penelitian
Kausal – Komparatif
Tujuannya
adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar
atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.
d. Penelitian
Eksperimental Sungguhan
Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal kondisi perlakuan
e. Penelitian
Tindakan
Yang bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
f. Penelitian
Survai
Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden
dengan menggunakan kuisioner, umummnya pengertian survei dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili
seluruh populasi.
Pengertian
Survei ialah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat data pokok
A.
Penelitian
Agama
Penelitian
(research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah
dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya
pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Pengetahuam
manusia tumbuh dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat
penemuan-penemuan, sehingga ia siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu
melelui penemuan-penemuan baru.
Penelitian
dipandang sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan, yakni
gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Pendekatan rasional
memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan
empiris merupakan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran. Dimana metode
ilmiah sendiri adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan
menggunakan kesangsian sistematis
Menurut
David H. Penny, penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai
jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran kata-kata.
Di
kalangan kaum akademisi dan aktivis sosial khususnya, agama saat ini tidak
hanya dipandang sebagai seperangkat ajaran (nilai), dogma atau sesuatu yang
bersifat normatif lainnya, tetapi juga dilihat sebagai suatu case study, studi
kasus yang menarik bagaimana agama dilihat sebagai obyek kajian untuk diteliti.
Dalam perspektif budaya, Agama dilihat bagaimana yang ilahi itu menghistoris
(menyejarah) di dalam praktek tafsir dan tindakan sosial. Sehingga dengan
demikian agama bukannya sesuatu yang tak tersentuh (untouchable), namun sesuatu
yang dapat diobservasi dan dianalisis karena perilaku keberagamaan itu dapat
dilihat, dan dirasakan. Terlebih di dalam masyarakat yang agamis seperti
Indonesia, yang menempatkan agama sebagai bagian dari identitas keindonesiaan tentu
ada banyak problem keagamaan yang menarik untuk diungkap. Kita tidak akan
pernah tahu rahasia Agama dan keberAgamaan masyarakat bila kita tidak mampu
melakukan penelitian atau kajian, seperti mengapa seseorang itu menjadi sangat
militan dengan ajaran agama dan madzhabnya, atau mengapa antar komunitas agama
saling berkonflik.
B.
Penelitian
Agama dan Keagamaan
“Penelitian
Agama” adalah penelitian tentang hubungan timbal balik antara Agama dan
Masyarakat, sedangkan “penelitian keagamaan” adalah Agama sebagai gejala
sosial.
Adanya
ilmu Ushul Fiqh sebagai metode untuk mengistinbatkan hukum dalam agama islam
dan ilmu Mustalah Hadits sebagai metode untuk menilai akurasi dan kekuatan
Sabda Nabi Muhammad SAW merupakan bukti adanya keinginan untuk mengembangkan
metodologi penelitian, meskipun masih ada perdebatan dikalangan para ahli
tentang setuju dan tidaknya terhadap materi kedua ilmu.
Dalam
pandangan Juhaya S. Praja penelitian agama adalah penelitian tentang asal-usul
agama, pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran
yang terkandung di dalamnya
a. sumber
ajaran agama yang telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis
b. pemikiran
dan pemahaman terhadap ajaran agama yang terkandung dalam sumber ajaran agama
penelitian
tentang hidup keagamaa (penelitian keagamaan) adalah penelitian tentang
praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan
kolektif. Penelitian keagamaan ini meliputi:
a. Perilaku
individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang
dianutnya.
b. Perilaku
masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang
lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.
c. Ajaran
agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budaya masyarakat
beragama.
C.
Konstruksi
Teori Keagamaan
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta Mengartikan konstruksi
adalah cara membuat (menyusun) bangunan – bangunan (jembatan dan sebagainya);
dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian); dan berarti pula asas-asas dan
hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.
Dari
pengertian tersebut, kita dapat memperroleh suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan Ksnstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas-asas atau hukum – hukum mengenai sesuatu yang antara suatu dan
lainnya saling berkaitan, sehuingga membentuk suatu banunan. Adapun penelitian
berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan,
tujuan
pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif
yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.
Defenisi
agama yang dikemukakan J.G.Frazer adalah suatu ketundukan atau penyerhan diri
kepada kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia yang dipercaya mengatur dan
mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia. Frazer mengatakan bahwa
agama terdiri dari dua elemen yaitu bersifat teoritis (berupa kepercayaan
kepada kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia) dan yang bersifat praktis
(usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan serta usaha mengembirakan).
Menurut
Harun Nasution agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegan dan
dipatuhi manusia.
Ikatan
ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari,berasal
dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia.
Dari
definisi Harun Nasution menyebutkan adanya empat unsur yaitu:
1.
Unsur kekuatan gaib yang dapat rnengambil bentuk dewa, atau Tuhan, dan
sebagainya.
2.
Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di
akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib
yang dimaksud.
3.
Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil bentuk
perasaan takut, cinta dan sebagainya.
4. Unsur paham adanya yang kudus (Sacred) dan
suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung
ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.