KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita
panjatkan puji beserta syukur kehadirat Allah SWT.Atas rahmat dan
hidayahnya,kita semua masih diberikan nikmat yang begitu besar yaitu nikmat
iman dan islam. Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membimbimbing dalam pembuatan makalah ini. Serta kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Dalam penulisan ini
kami mencoba menyampaikan materi tentang “Pemuda dan Sosialisasi”.Salah satu
yang perlu kita ketahui bahwa pemuda adalah generasi penerus bsangsa, dimana
peranan pemuda dalam hal ini sangat besar sekali sehingga maju mundurnya suatu
bangsa tergantung pada pemikiran pemuda itu sendiri.
Untuk itu kami
selaku penulis akan sedikit menyampaikan beberapa hal tentang pemuda dan
sosialisasi, agar pemuda bias sedikit memahami akan pentingnya peranan dalam
segala aspek memajukan bangsa dan negara.
Harapan kami selaku
penulis, semoga dengan adanya makalah ini bias memberikan sedikit jawaban
terutama kami mengharapkan kritik serta saran dalam penulisan ini karena kami
sadar bahwa dalam penulisan ini banyak sekali kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat besar sekali
peranannya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan...........................................................1
1.3 Rumusan Masalah.............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 3
Pemuda Dan Sosialisasi.......................................................................2
A.
Pengertian Pemuda............................................................ 3
B.
Peranan
Pemuda Dalam Masyarakat................................... 3
C.
Pengertian
Pelapisan Sosial................................................ 5
D.
Persamaan
Derajat.............................................................. 6
E.
Pertentangan
Sosial..............................................................7
KESIMPULAN..................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
pemuda adalah sosok individu produktif dan mempunyai karakter yang
khas seperti revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas,
dan sebagainya.
Namun, pemuda juga memiliki kelemahan yang mecolok yaitu kontrol
diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling
menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun
kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Masalah-masalah pemuda yang dialami ini adalah bentuk pendewasaan
seseorang serta penyesuaian diri suatu individu terhadap lingkungan sosial yang
dihadapinya. Pemuda akan mengalami proses sosial yang dimulai dari lingkungan
keluarga berlanjut ke lingkungan sekolah atau pelajar hingga pemuda nantinya
akan menjalani kehidupan bermasyarakat. Proses sosial tersebut disebut juga
dengan sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
1.2 Maksud
dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengertian pemuda dan pengertian sosialisasi dan
internalisasi pemuda serta peranan sosial pemuda itu sendiri.
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan
rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
- Bagaimana
pengertian pemuda
- Bagaimana
peranan pemuda di masyarakat
- Bagaimana
pengertian sosialisasi
- Bagaimana
gambaran sosialisasi pemuda
BAB
II
PEMBAHASAN
Pemuda dan Sosisalisai
A.
Pengertian Pemuda
Pemuda dan remaja didefenisikan secara berbeda. Pemuda sering
disebut generasi muda. Istilah ini merupakan istilah demografis dan sosiologis
dalam konteks tertentu. Dalam beberapa Literatur dikemukakan bahwa pemuda ialah
kelompok manusia yang berusia antara 10 – 24 , 15 – 30 dan 15 – 35 serta yang
secara fisikologis mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas kepamudaan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemuda adalah mereka yang
berumur 10 – 35 tahun atau lebih, dengan catatan mereka, yang lebih dari umur
35 tahun secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan.
Adapun remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai 20
tahun. Apabila mereka masih bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar
di tingkat SLTP, SLTA, dan tahun – tahun awal memasuki Perguruan Tinggi.
B.
Peranan Pemuda Dalam Masyarakat
Orang boleh berbeda dalam menatap, menilai, dan menakar kondisi
pemuda hari ini. Akan tetapi, suatu hal yang pasti, goresan Sejarah Negeri ini
secara jujur mencatat keterlibatan Pemuda yang sangat intensif untuk
Masyarakatnya. Terlalu banyak cerita heroik yang dapat dikliping dari
perjalanan kepemudaan kita. Terlalu panjang catatan untuk kembali dibuka hari
ini, meskipun bukan berarti tanpa makna untuk membukanya kembali.
Kita boleh bangga dengan apa yang disumbangkan oleh kaum muda pada
masanya masing – masing. Mereka adalah Pahlawan. Itu harus diakui. Kita bahkan
tak pantas mempersoalkan adigium Politik “Bangsa Yang Besar Adalah Yang
Menghormati Pahlawannya”. Tapi dalam konteks kepemudaan akan lebih kena dan
lebih definitif kalau dikatakan “ Pemuda Yang Besar Adalah Pemuda Yang Pintar
Bercermin Sejarah”.
Ada beberapa peran yang bisa dilakukan oleh kaum muda di Indonesia
dengan melihat sejarah pergerakan mereka, yakni berperan memberi semangat
kepeloporan. Semangat ini adalah “Virus Psisikologi” sebagai
energi dan daya dorong bagi pembaruan.
Dengan berperan sebagai pelopor dan semangat ke-peloporan sesuai
dengan bangunan psikologis yang kritis, skeptis, kaum muda senantiasa berjalan
digarda depan untuk mengambil prakarsa bagi perubahan dan pembaruan menuju
masyarakat yang lebih segar , yakni masyarakat yang dapat menempatkan manusia
sebagai subjek yang bebas untuk mengaktualisasikan potensi diri dan
kemanusiaannya secara maksimal dan bukan masyarakat yang dibelenggu oleh
struktur yang menindas dan dominatif. Bukan pula masyarakat yang dinamikanya
berjalan dengan memenjarakan nilai – nilai kemanusiaan.
Semangat kepeloporan yang disentuhkan dengan problem – problem real
yang diadaptasi masyarakat hari ini akan melahirkan kesaran sosial baru.
Dikatakan baru, lantaran ia dalah produk dari gerak adaptif dan akomodatif atas
pergeseran dinamika lingkungan berikut probem – problem yang mengiringinya.
C.
Pengertian
Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang
berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis.
Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang
lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan
pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada
sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu
yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan,
atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan
atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi
seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial
seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di
bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
Masyarakat terbentuk dari individu – individu. Individu – individu
yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat
Heterogen yang terdiri dari kelompok – kelompok Sosial. Dengan terjadinya kelompok
sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang
berstrata.
D.
Persamaan
Derajat
Dalam islam, semua
yang namanya manusia adalah sama. Yang pernah lahir, pasti merasakan mati.
Tidak ada satu-pun yang memiliki posisi lebih tinggi dari yang lainnya.
Kalau kita melihat aturan di atas, maka persamaan derajat dalam
islam adalah yang paling adil. Semua dipandang sama. Tak ada yang berbeda.
Apakah dia orang Eropa, Asia, Amerika, atau Africa.Semua hanya boleh bertindak
sesuai posisinya sebagai manusia. Ketentuan inilah yang menyebabkan perjuangan
kemerdekaan indonesia selalu dimotori oleh orang-orang alim ( ulama ).
Ketentuan ini pulalah yang menyebabkan muncul usulan dari Dr. Snouck Hurgronje
untuk mengatasi masalah Aceh. Sedangkan untuk kawasan dunia international, di
saat ketentuan ini mulai melemah, maka saat itu mulailah dunia memasuki era
imperialisme. Mulai dibentuklah suatu kondisi yang mengacu pada suatu arah :
bangsa kulit putih, lebih baik dari bangsa lain.
E.
Pertentangan
Sosial
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku
yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya
sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda.
Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :
- Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam
konflik.
- Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
3.
Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan -
perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau
permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu
individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat:
- Pada taraf
di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam
diri seseorang
2.
Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
- para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
BAB III
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara
bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar
intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain
mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan
sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh
generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi
dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan
maju aman dan sentosa.
Jika
dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi
memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan
dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan
berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66,
dengan masing-masing ciri khasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
taufik, Pemuda dan Perubahan Social, LP3ES, Jakarta, 1974.
Bayo
ala, Andre, Krisis Sosialisasi Politik, Majalah Mahasiswa, No. 32 Tahun VI,
November 1982.
Chilcote,
Ronald H, Theories of Comparative Politics, A Search for a Paradigm, Westview
Press, Boulder Colorado, 1981.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar