Social Icons

Rabu, 23 April 2014

BAB 6
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
            Selama ini kita sudah mengenal Islam, tetapi ajaran Islam dalam potret yang bagaimanakah yang kita kenal itu, tampaknya masih merupakan suatu persoalan yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Misalnya menggenail islam dalam potret yang ditampilkan Iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya, Islam yang ditampilkan Fazlur Rahman bernuansa historis dan filosofis. Demikian juga, Islam ditampilkan pemikir-pemikir dari Iran seperti Ali Syari’ati, Sayyed Husein Nasr, Murthada Muthahhari. Para pemikir Islam ini terkesan banyak menguasai pemikiran filsafat modern serta ilmu-ilmu sosial yang berasal dari barat., melalui kritiknya yang akurat serta solusi yang ditawarkan dari islam yang dibangun dari pendekatan filosofis sufistik.
            Selanjutnya, di Indonesia kita mengenal pemikiran Islam dari Harun Nasution yang banyak menggunakan pendekatan filosofis dan historis sebagai acuannya. Belakangan muncul pula potret Islam versi Nurcholis Madjid dengan potret Islam dalam versi Endang Saefuddin Anshari, dan masih banyak lagi.
            Kenyataan tersebut memperlihatkan adanya dinamika internal dari kalangan umat islam untuk menerjemahkan Islam dalam upaya meresponi berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan mereka sama yaitu ingin menunjukkan konstribusi Islam sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat.
            Pemikiran para ilmuwan Muslim dengan mempergunakan berbagai pendekatan tersebut diatas kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam. Tidak mencoba mendebatkannya antara satu dan lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat umumnya dan untuk keperluan studi Islam pada khususnya.
A.    Dalam Bidang Agama
Menurut Nurcholis Madjid, bahwa dalam bidang agama, Islam mengakui adanya pluralisme. Menurutnya, Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan mengajarkan agama masing-masing dengan penuh kesungguhan. Karena itu agama tidak boleh dipaksakan. Bahkan Al-qur’an juga mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari kemudian serta berbuat baik semuanya akan selamat.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama juga mengakui adanya universalisme, mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, nyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.
Dengan demikian, karakteristik ajaran islam dalam visi keagamaanya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.

B.     Dalam Bidang Ibadah
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti khusus. Yakni apa yang telah di tetapkan oleh Allah akan perincian-perincianya, tingkat dan cara-caranya tertentu. Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana akal manisia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini adalah mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya, dengan penuh ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan terimakasih-Nya.
C.     Dalam Bidang Akidah
Ajaran Islam sebagai mana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat dibagi kepada kedua bagian, yaitu bagian atau teori yang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Bagian pertama selanjutnya disebut ushul (pokok) dan bagian kedua disebut furu’. Kata Ushul adala jamak dari aslhl artinya pokok atau asas; adapun kata furu’ artinya cabang. Bagian pertama disebut ahkam. Menurut Imam Syahrastani bagian pertama disebut ma’rifat dan bagian kedua disebut tha’ah, kepatuhan.
Selanjutnya dalam kitab Mu’jam al-falsafi, jamil shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Ribath yang artinya juga ikatan tetapi ikatan yang mudah dibuka, karena mengandung unsur yang membahayakan. Dalam bidang perundang-rundangan, akidah berarti menyepakati antara dua perkara atau lebih yang harus dipatuhi bersama. Dalam kaitan ini akidah berkaitan dengan kata Aqad yang digunakan untuk arti akad nikah, akad jual beli, akad kredit dan sebagainya.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal soleh. Dan selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktvitas tersebut bernilai ibadah.
D.    Dalam Bidang Ilmu Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersika terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan islam yang selektif, yaitu tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan Kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan kepada nabi Muhammad SAW.  Pada ayat tersebut terdapat kata Iqra’ yang diulang sebnyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni selain berarti membaca dalam art biasa, juga berarti menelaah, mengopservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsi, menganalisis, dan penyimpulan secara induktif.
E.     Bidang Pendidikan
Sejalan dengan bidan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all).  Dalam bidang pendidikan islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek dalam bidang pendididikan ini dapat dipahami dari kandungan Surat Al Alaq sebagai mana disebut diatas.Didalam Al qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman , nasehat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.
F.      Bidang Sosial
Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dari ajaranya di bidang Sosial.Ajaran Islam di Bidang ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidan ajaran Islam sebagai mana telah disebtutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun khusus dalam bidang social ini, Islam menjunjung tinggi tolong- menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
G.    Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupa akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Sebagaimana dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya : Bukanlah termasuk orang yang baik diantara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia.
Mengenai hal ini, perlu dimiliki pandangan kosmologis yang didasarkan pada pandangan teologi yang benar. Dalam teologi islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan adalah sesuatu yang suci dalam arti tidak haram untuk dimanfaatkan.
H.    Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran islam dalam hal ini berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab berbunyi : al-waqiyah khir min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan Sunnah Nabi Saw. Yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
I.       Dalam Bidang Politik
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah menta’ati uli amri yang terjemahannya termasuk penguasa dibidang politik, pemerintahan dan negara.
Masalah politik ini selanjuntya berhubungan dengan bentuk pemerintahan. Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk pemerintahan seperti republik yang dipimpin presiden, kerajaan dipimpin raja, dan sebagainya.
J.       Dalam Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt. Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan , tetapi pada kualitas manfaat kerja.

K.    Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagaimana dalam berbagai bidang dalam kehidupan, islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman. Disiplin ilmu keislaman mencakup ilmu kalam, ilmu hadits, filsafat, tasawuf, hukum islam, dan sebagainya.
Dalam hal ini islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek sejarah/ kebudayaan dan sebagainya. Islam juga sebagai agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, demokratis, adil, memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan, mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kesehatan jasmani, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan, dan sebagainya.









BAB 7
MISI AJARAN ISLAM
A.    Pendahuluan
Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut :
Pertama, untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yang didasarkan kepada alasan yang sifatnya bulan hanya normatif , yakni karena diperintah oleh Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata, karena didukung oleh argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yitu argumen yang masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia.
Kedua, untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam baik secara normatif maupun secara kultural dan rasional adalah ajaran yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam.
Ketiga, untuk menghilangkan citra negatif dan sebagian Masyarakat terhadap ajaran Islam.
B.     Misi Islam
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Argumentasi tersebut dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian Islam itu sendiri.
Kedua, misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari ajaran dalam bidan ekonomi yang bersandikan asas keseimbangan dan pemerataan. Demikian pula keadaan masyrakat baik segi sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan sebagainyan dalam keadaan berantakan dan kacau balau. Keadaan dunia yang demikian digambarkan dalam Al-Qur’an :
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ  
Artinya : “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-rum : 41)
Islam bukan hanya mengurusi sosial ibadah dan seluk-beluk yang terkait dengan nya saja, melainkan juga ikut terlibat dalam jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut dengan penuh bijaksana dan adil. Hal-hal itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, dalam bidang sosial, Islam memperkenalkan ajaranyang bersifat egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain.
Ajaran islam dalam bidang sosial inilah yang dibawa Nabi Muhammad Saw, yaitu ajaran yang bersifat egaliter, toleransi, persaudaraan, tolong-menolong, nasehat-menasehati, saling menjaga dan mengamankan dan seterusnya.
Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan asas keseimbangan dan pemerataan.
Misi ajaran islam dalam bidang ekonomi ini dapat dilihat pula dari perintah berdagang secara jujur, yaitu pedagang jauh dari kecurangan, penipuan dan tindakan lain yang merugikan konsumen
Ketiga, misi ajaran Islam rahmatan lil alamin dalam bidang politik terlihat dari perintah Alquran agar seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan – kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ayat :
* ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ  
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (An-nisa : 58)


Keempat, missi rahmatan lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukum-hukum terlihat dari perintah Alquran surat An-Nisa’ ayat 58 sebagaimana tersebut di atas. Ayat tersebut memerintah seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara. Penegakan supremasi hukum sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
Kelima, misi ajaran Islam rahmatan lil alamin dapat pula dilihat dalam bidang pendidikan. Hal ini terlihat dari ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan belajar sungguhpun dalam keadaan perang, dan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke linag lahat, serta melakukannya sepanjang hayat. Pendidikan dalam Islam adalah untuk semua. pemerataan dalam pendidikan adalah merupakan misi ajaran Islam.
Ketiga, misi Islam dapat pula dilihat dari ajaran yang dibawa dan dipraktikan Nabi Muhammad saw. Di dalam Al-Qur’an dengan tegas dinyatakan :
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ  
Artinya :”Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’ :107)

Keempat, misi ajaran selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia.
Kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari peran yang dimainkan dalam sejarah. Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa Islam di abad klasik (Abad 6 sd 13 M) atau selama lebih kurang 7 abad telah tampil sebagai pengawal umat manusia menuju kehidupan bahagia dunia dan akhirat.
Keenam, misi ajaran Islam lebih Lanjut dapat pula dilihat dari praktek Nabi Muhammad di Madinah. Fakta sejarah menyatakan bahwa masalah pertama yang dilakukan Nabi adalah menjalin hubungan yang harmonis dan kokh dengan seluruh komponen masyarakat yang ada di Madinah.











BAB 8
POSISI ISLAM DI ANTARA AGAMA-AGAMA DI DUNIA
A.    Pendahuluan
Para ahli Ilmu Perbandingan Agama (The Comparative Study Of Religion ) bida membagi agama secara garis besar ke dala dua bagian. Pertama, kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyu-wahyunya sebagaimana termaksud dalam kitab suci Alquran. Kedua, kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya.
B.     Pembahasan
Islam adalah agama yang terakhir di antara agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang mengeerakkan revolusi dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa. Selain itu, Islam bukan saja agama yang terakhir melainkan agama yang melengkapi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.
Mengenai posisi Islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, dapat dari ciri khas agama islam yang paling menonjol yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa seklian agama besar di dunia yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah.
Kedua, posisi Islam di antara agama-agama besar di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa diantara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir dan yang meliput semuanya, Islam adalah pernyataaan kehendak Ilahiyang sempurna.
Ketiga, posisi Islam diantara agama-agama lainya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. Dalam hubungan ini agama Islam memiliki tugas besar, yaitu (1), mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan diantara sekalian agama di dunia dan (2), menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya (3), memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para penganur agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu, (4), mengerjakan kebenaran abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan, berhubung keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam tarap permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju.
Keempat, posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan didalamnya.
Kelima, Posisi agama Islam terhadap agama-agama lainnya dapat dilihat dari dua sifat yang yang dimiliki oleh ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif.
Keenam, hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada didalamnya.
Dalam agama hindu terdapat ajaran pengendalian tentang kesenangan. Ajaran ini menanggap bahwa keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat alamiah, sesuai kodrat manusia.
Ajaran tentang pengendalian diri dari memperturutkan hawa nafsu yang berakibat pada terjadinya tindakan kejahatan ini dapat pula dijumpai pada agama Budha. Ajaran tentang pengendalian diri dapat juga dijumpai dalam ajaran Yahudi yang dibawa Nabi Musa.
Selanjutnya agama kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian diri. Dalam kitab perjanjian lama terdapat kata-kata yang diulang oleh Yesus. Kata-kata tersebut antara lain berbunyi: “cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri. Lakukanlah terhadap orang lain apa yang anda ingin lakukan terhadap diri anda sendiri. Datanglah kepada-Ku,kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan kamu.
Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang diikuti oleh keharusan melakukan perbuatan yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat dijumpai pula ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Al-Qur’an mengingatkan kepada penganutnya agar jangan memperturutkan hawa nafsu,karena mereka mengikuti hawa nafsu akan mudah terjerumus kedalam kehidupan yang menyengsarakan. Allah Swt berfirman :
ö@è% ÎoTÎ) àMŠÍkçX ÷br& yç6ôãr& šúïÏ%©!$# tbqããôs? `ÏB Èbrߊ «!$# 4 @è% Hw ßìÎ7¨?r& öNà2uä!#uq÷dr&   ôs% àMù=n=|Ê #]ŒÎ) !$tBur O$tRr& šÆÏB tûïÏtFôgãKø9$# ÇÎÏÈ  
Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".(Al-An’am,6:56)
z`Îiƒã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ  
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”( Ali-Imran, 3:14)
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ  
Artinya :”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashas,28:77)

@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqpRùQ$# 3 $yJ¯RÎ)ur šcöq©ùuqè? öNà2uqã_é& tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ( `yJsù yyÌômã Ç`tã Í$¨Y9$# Ÿ@Åz÷Šé&ur sp¨Yyfø9$# ôs)sù y$sù 3 $tBur äo4quŠyÛø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇÊÑÎÈ  
Artinya :“tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali-Imran, 3:185)

Didalam agama Hindu, terdapat  kitab Manavadharmasastra. Pada bab IX halaman 33 kita tersebut dinyatakan bahwa perempuan menurut Smriti adalah sebagai tanah, laki-laki dinyatakan sebagai benih. Hasil terjadinya jasad badaniah yang hidup terjadi karena melalui hubungan antara tanah dan benih.
Posisi wanita yang diumpamakan seperti tanah ladang sebagaimana tersebut diatas sejalan dengan yang digambarkan Allah didalam Al-Qur’an :
öNä.ät!$|¡ÎS Ó^öym öNä3©9 (#qè?ù'sù öNä3rOöym 4¯Tr& ÷Läê÷¥Ï© ( (#qãBÏds%ur ö/ä3Å¡àÿRL{ 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# (#þqßJn=ôã$#ur Nà6¯Rr& çnqà)»n=B 3 ̍Ïe±o0ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# ÇËËÌÈ  
Artinya : ”isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah,2:223)

Perumpamaan yang akan agama Hindu dan agama Islam tentang wanita sebagai tanah tempat bercocok tanam, ternyata juga sejalan dengan temuan yang terdapat dalam bidang medis.
Selanjutnya dalam agama Budha menempatkan kedudukan seorang isteri dalam keluarga tidak sebagai pendamping atau sebagai nomor dua dalam keluarga sebagaimana pandangan umumnya. Agama budha menempatkan peran dan kedudukan yang sama bahwa seorang isteri berperan cukup besar dalam menyukseskan suaminya. Sukses suami merupak sukses seluruh keluarga.





BAB 9
METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM
A.    Kegunaan Metodologi
            Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13M. Hingga saat ini, fenomena pemahaman ke-Islaman umat Islam Indonesia masih ditandai oleh keadaan amat variatif. Kondisi pemahaman ke-Islaman serupa ini barangkali terjadi pula di berbagai negara lainnya.dilihat dari paradigma teologi
            Pada tahap berikutnya, pernah pula yang menjadi primadona masyarakat adalah ilmu kalam, sehingga tiap masalah yang dihadapinya selalu
B.     Studi Islam
Dikalangan para ahli masih terdapat perbedaan disekitar permasalahan apakah studi islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilme pengetahuan dan agama berbeda.
Dengan demikian secara sederhana dapat dekemukakan jawabannya bahwa dilihat dari segi normatif sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran dan hadis, maka Islam lebih merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya pradigma ilmu pengetahuan, yaitu pradigma analisistis, kritis, metodologis, historis, dan empiris. Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak romantis, apologis, dan subjektif. sedangkan jika dilihat dari segi historisnya yakni islam dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atai Islam Studies
Perbedaan dalam melihat Islam yag demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri. Ketika islam dilihat dari sudur normatif, Islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan dengan urusan akidah dan muamalah sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut historis atau sebagaimana yang tampak dalam Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu (Islamic Studies).
C.     METODE MEMAHAMI ISLAM
Dalam buku herjudul Tentang Sosiologi Islam, karya Ali Syari'ati, dijumpai uraian singkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini, ia mengatakan jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandangan saja, maka yang akan terlihat ha-nya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alquran sendiri.
Kitab ini memiliki banyak dimensi; sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Alquran. Para sarjana sastra telah mempelajarinya secara terperinci. Dimensi lain terdiri atas tema-tema filosofis dan keimanan Alquran yang menjadi bahan pemikiran hagi para filosof serta para teolog hari ini. Dimensi alquran lainnya lagi yang belum dikenal ialah dimensi manusiawinya, yang mengandung persoalan historis, sosiofogis, dan psikologis. Dimensi ini belum banyak dikenal, karena sosiologi, psikologi ilmu-ilmu manusia memang jauh lebih muda dibandingkan ilmu-ilmu alam. Apalagi ilmu sejarah yang merupakan ilmu termuda di dunia. Namun yang dimaksudkan dengan ilmu sejarah di sini tidaklah identik dengan data historis ataupun buku-buku sejarah yang tergolong dalam buku-buku tertua yang pernah ada. Untuk memahami islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan empat cara. :
Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alquran dan Al-Sunnah Rasulullah.
Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial, artinya dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara. sebagian saja.
Ketiga, Islam perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
Keempat, Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Alquran, baru kemudia dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat.
Dengan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang berada pada dataran normatif teologis yang ada dalam Alquran dengan Islam yang ada pada dataran historis, sosiologis, dan empiris
Memahami Islam dengan cara keempat sebagaimana disebutkan di atas, akhir-akhir ini sangat diperlukan dalam upaya menjunjukkan peran sosial dan kemanusiaan dari ajaran Islam itu sendiri.
            Selain itu, Mukti Ali juga mengajukan pendapat tentang metode memahami Islam sebagaimana dikemukakan Ali Syari’ati yang menekankan pentingnya melihat islam secara menyeluruh sebagaimana disebutkan diatas. Dalam hubungan ini Mukti Ali mengatakan, apabila kita melihat islam hanya dari satu segi saja, maka kita hanya akan melihat satu dimensi dari fenomena-fenomena yang multifaset, sekalipun kita melihatnya itu betul.
Metode untuk memahami Islam yang diajuka Mukti Ali adalah metode tipologi. Metode ini banyak dipakai ahli sosiologi dianggap objektif berisi klasifikasi topik dan tema yang mempunyai tipe yang sama.
Selanjutnya untuk memahami islam dapat dilakukan dengan memahami kitab suci Al-Qur’an. Metode berikutnya dalam memahami islam dengan mempelajari pribadi Muhammad bin Abdullah. Mengetahui dan memahami Nabi Muhammad Saw.
Metode selanjutnya untuk memahami islam adalah dengan meneliti suasana dan situasi dimana Nabi Muhammad bangkit. Misalnya, apakah ia bangkit sebagai Nabi tanpa tindakan-tindakan pendahuluan.
Dari uraian tersebut kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan. untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengar. cara demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh Kedua, metode sintesis, vaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis normatif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates